Ilustrasi
SUMEDANG, AdaNews – Beberapa waktu terakhir muncul dugaan bahwa sekolah tingkat SD dan SMP di Lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang diduga telah menghambur-hamburkan anggaran BOS guna pembelian barang yang dianggap kurang begitu penting manfaatnya. Parahnya, harga barang berupa alat pemadam kebakaran 3 Kg ini jauh melebihi harga pasaran.
Seperti diketahui, harga alat pemadam kebakaran dengan type yang beredar di Sekolah SD dan SMP se-Kabapaten Sumedang berada dikisaran harga Rp. 350.000 – 400.000 per unit. Namun, realitanya pihak sekolah kudu membelinya dengan harga Rp. 650.000,-, atau hampir dua kali lipat.
Terang saja, hal ini menimbulkan polemik bahwa pihak-pihak terkait dengan pengadaan alat pemadam kebakaran itu telah terjadi ‘main mata’ guna mendapatkan keuntungan besar, dan hasilnya dijadikan bancakan oleh pihak-pihak yang bermain.
Namun rupanya, segala tuduhan tersebut di atas tidaklah benar. Berdasarkan hasil penelusuran tim redaksi, pengadaan alat pemadam kebakaran ternyata sangat dibutuhkan oleh masing-masing sekolah. Hal ini guna mengantisipasi bencana kebakaran yang lebih parah seperti yang pernah terjadi pada salah satu sekolah beberapa tahun lalu.
“Andai saja saat itu ada alat pemadam kebakaran, mungkin kerusakan sekolah yang terbakar itu tidak akan mengalami kerusakan lebih parah. Itu mengapa, pihak sekolah memandang perlu adanya alat kebakaran di masing-masing sekolah,” beber salah seorang kepala sekolah.
Sementara terkait nilai harga yang dianggap terlalu kemahalan, beberapa pihak sekolah pun menyatakan, tidak begitu mempermasalahkannya. Pasalnya, menurut mereka segala sesuatunya bisa dipertanggungjawabkan dalam bentuk SPJ.
“Jangan khawatir, apa yang kami lakukan dan biaya yang dikekuarkan tidak akan menyimpang dari HPS yang telah ditentukan. Dan, saya rasa tim auditpun pada akhirnya bakal mengetahui kalau memang terjadi penyalahgunaan anggaran ataupun mark up harga,” bebernya.
“Tapi saya rasa, Insya alloh tak akan terjadi apa-apa. Karena semua ini dilakukan sesuai dengan prosedur,’ pungkasnya. **Elang Salamina