Andika Perkasa Tukang ‘Jagal’ Dari Bandung Harus Berkaca Pada Gatot Bila Ingin Nyapres

0 0
Read Time:3 Minute, 7 Second

AdaNews.idNAMA Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jendral Andika Perkasa kembali menjadi perhatian publik tanah air. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964 ini lagi-lagi mempertontonkan sikap keras dan tegasnya. Dia tak ubahnya tukang “jagal” bagi setiap personel TNI yang melanggar aturan.

Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 tersebut belum lama ini kembali mencopot salah seorang anak buahnya. Kali ini korbannya adalah Dandim 0736 Batang, Letkol Dwison Evianto.

Alasan pencopotan tersebut adalah Letkol Dwison Evianto diduga terlibat penganiayaan terhadap salah seorang perempuan yang bernama Ayu Intan Sholekha.

Dikutip dari Tribunnews.com, pencopotan Letkol Dwison Evianto menjadi heboh lantaran massa dari beragam organisasi kemasyarakatan menolak pencopotan itu. Mereka beberapa kali datang ke kantor Dandim dan Danrem untuk mengutarakan pembelaanya terhadap Letkol Dwison yang asli putra daerah.

Seingat saya, aksi pencopotan terhadap personel TNI AD yang dilakukan Andika Perkasa bukan kali pertama. Jauh sebelumnya, pria berbadan tegap dan kekar ini juga pernah mencopot Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi dan Sersan dua berinisial Z.

Perkaranya adalah isteri dari kedua personel TNI AD tersebut sama-sama mengunggah konten negatif soal insiden penikaman terhadap Jendral (Purn) Wiranto saat masih menjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto di Pandeglang, Banten, tahun 2019 lalu.

Selain itu, Andika dengan tanpa tedeng aling-aling memecat puluhan oknum TNI AD pelaku penyerangan Polsek Ciracas. Tidak hanya itu, para oknum yang terlibat diharuskan mengganti seluruh kerugian yang diakibatkan oleh aksi brutal tersebut.

Atas tindakannya ini, Jendral Andika langsung mendapat banyak apresiasi dari sejumlah kalangan. Andika dinilai sangat tegas dan tepat menjatuhkan sanksi pemecatan dimaksud.

Pasalnya, dampak dari aksi brutal para oknum TNI AD tersebut menyisakan kerusakan beberapa fasilitas umum dan negara, serta menimbulkan banyak korban penganiayaan serius yang akhirnya harus di rawat di rumah sakit.

Berkat ketegasannya ini pula, Jendral Andika Perkasa dinilai sejumlah pihak berpeluang menjadi tokoh alternatif pada pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024. Dia dianggap memiliki kecakapan dan ketegasan yang diperlukan dalam kepemimpinan negara ke depannya.

Meski begitu, demi menjaga peluangnya, Jendral Andika harus memiliki panggung yang tetap terjaga hingga Pilpres 2024 tiba. Hal ini sangat mutlak, mengingat sesuai dengan regulasi yang berlaku, masa bakti menantu mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Hendropiono ini tamat hingga tahun 2023. Itu artinya dia harus berpikir keras mencari panggung sendiri kurang lebih setahun lamanya.

Kita tentu masih ingat, pada saat masih aktif sebagai Panglima TNI, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo kerap menjadi pusat perhatian publik berkat sejumlah aksi yang pernah dilakukannya.

Namun, saat dirinya punya niatan mencalonkan diri pada Pilpres 2019, panggungnya keburu habis. Dan, tidak mempersiapkan dirinya dengan matang.

Jendral Gatot Nurmantyo saat pensiun dari TNI tidak langsung mencari panggung sendiri. Akibatnya pamorna sempat menanjak sirna.

Tidak aneh, saat Gatot berencana ikut serta pada kontestasi perebutan kursi Indonesia 1 dan 2 tersebut tidak mendapat tempat. Tidak ada satu partai pun yang berani meliriknya. Elektabilitasnya sama sekali tidak cukup untuk diminati partai politik.

Akhirnya syahwat Gatot untuk maju Pilpres kandas. Meski sebelumnya sempat ramai dukungan terhadapnya untuk maju lewat jalur perseorangan, tetapi kemudian dukungan ini juga menguap.

Nah, apabila Jendral Andika memang benar punya niat maju Pilpres 2024, harus belajar banyak dari pengalaman seniornya itu. Jika tidak, maka hampir dipastikan nasibnya bakal seperti Gatot.

Dalam sistem pemilu yang berlaku di Indonesia, kepantasan, kecakapan saja tidak cukup untuk bisa mencalonkan diri. Siapapun yang punya niat nyapres harus melalui jalur partai politik.

Masalahnya selain kader, untuk diminati partai politik ini bukan perkara mudah. Dalam hal ini Jendral Andika harus memiliki magnet kuat agar menarik perhatian. Magnet tersebut bernama angka elektabilitas (tinggi).

Kita tunggu, apakah Jendral Andika memang benar-benar punya niat nyapres atau sebenarnya kabar yang sempat beredar beberapa waktu lalu itu sekadar keinginan dari pihak-pihak tertentu saja. Mereka coba mengeksploitasi potensinya. Padahal, pihaknya tak memiliki syahwat politik dimaksud.

**Elang Salamina

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

One thought on “Andika Perkasa Tukang ‘Jagal’ Dari Bandung Harus Berkaca Pada Gatot Bila Ingin Nyapres

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: