Fakta di Balik Penyerahan Diri Rizieq Shihab

0 0
Read Time:3 Minute, 54 Second

AdaNews.id-Pagi tadi, Rizieq Shihab datang ke Mapolda Metro Jaya, menyerahkan diri bahasa media. Akhir panjang drama Rizieq Shihab mungkin akan menemui ujungnya. Masih terbuka ada drama sih, namun harapannya adalah selesai ini, dan ikuti proses hukum selanjutnya. Beberapa hal cukup menarik di balik penyerahan diri itu, yang seolah kontraproduktif dengan apa yang biasa ia sampaikan dalam pidato-pidatonya.

Tanpa menyebutkan “pelarian” 3.5 tahun ke Arab Saudi, kisah sebulan ini pun seolah mengaduk dunia terutama media sosial. Pro dan kontra, kemudian malah menjadikan posisi presiden yang tidak ada sangkut-pautnya harus diikut-ikutkan. Nuansa politis lebih lekat dari sekadar penegakan hukum dan kesehatan sejatinya. Demi menekan potensi penyebaran covid, jangan dulu berkumpul. Fokusnya kan itu sebenarnya.

Pengerahan massa penyambutan, pengajian, dan pesta pernikahan itu kan sebenarnya bisa diminimalisir. Toh banyak pula orang pulang tanpa sambutan gegap gempita. Pengajian pun selama pandemi tetap berlangsung, toh tidak demikian heboh. Tanpa bicara isi ceramah lho ini. pesta pernikahan yang seolah “menantang” dengan cara yang provokatif.

Di balik itu semua, membawa begitu banyak korban, baik karir, kesehatan, dan juga bahkan hingga nyawa. Miris sejatinya, padahal apa sih susahnya mengaku jika positif, sebagaiamana KH Said Aqiel Siradj juga mengalami dan mengumumkan secara terbuka. Tidak ada masalah malah mengurangi potensi masalah. Malah menghindar dan membuat RS di sana ribet urusannya.

Beberapa hal yang menjadi keprihatinan adalah:

Jelas soal kematian enam orang pengawal Rizieq. Jika saja kooperatif, tidak lari-larian, memenuhi panggilan polisi tentu tidak terjadi hal demikian. Nyawa melayang dan malah menimpakan kesalahan pada polisi. Padahal kan tanpa menyalahkan kepolisian pun bisa, meskipun enggan mengakui terlibat. Lha ini malah tidak merasa bersalah, menyalahkan penegak hukum, dan mencari-cari pembenar. Ingat bukan mengatakan polisi pasti benar lho, kan masih dalam proses propam.

Membawa korban terjangkit covid, mau langsung atau tidak, toh demikian banyak, dari gubernur, wakil gubernur, petugas KUA, dan direktur RS di Bogor. Itu yang media dengar dan bagikan. Belum lagi yang tidak dikenal dan bukan siapa-siapa. Sangat mungkin mereka ini tidak akan menarik jika diberitakan. Potensi meninggal pun sangat terbuka.

Memang belum ada penelitian secara spesifik bagaimana dampak langsung yang berkaitan dengan Rizieq Shihab itu membuat angka penderita covid di Jakarta relatif tinggi setiap harinya. Tetapi paling tidak, sedikit banyak ada pengaruhnya untuk membawa pada angka tinggi tersebut.

Beberapa pihak terkena dampak jabatan dicopot dan diganti. Ini masa depan orang dan keluarganya bisa berakhir dan berantakan. Tanpa mengulas drama pemrov dengan copot dan malah promosi, toh dua kapolda dan dua kapolres seketika dicopot. Masih banyak lagi yang terkena masalah di kantor karena perilaku satu orang ini.

Karir orang itu juga membawa gerbong keluarga lho. Gagal dalam kerja itu hal yang biasa, banyak dialami, namun ketika itu hanya karena ulah segelintir orang dan demi hasrat pribadi, koq mengerikan. Sangat mungkin membuat anak menjadi luka batin atas pengalami yang mereka alami.

Solidnya TNI-Polri. Mereka seia sekata di dalam menegakan hukum. Terutama usai pencopotan dan penggantian kapolda. Ketegasan Pangdam Jaya untuk menurunkan baliho Rizieq Shihab dengan serta merta diikuti banyak daerah juga melakukan. Penolakan kedatangannya ke daerah-daerah makin masif.

Polisi juga berlaku tegas dengan menetapkan tersangka dan mengatakan akan menangkap di mana saja berada, dan ujungnya menyerahkan diri. Tanpa ada kemauan keras akan menguap begitu saja sebagaimana selama ini terjadi.

Kinerja yang sinergis tentu akan sangat membantu dan membuat kerja menjadi ringan. Ada kolaborasi bukan malah saling melemahkan atau minimal acuh tak acuh sebagaimana selama ini.

Pergerakan masif massa untuk bersama TNI-Polri. Hal yang dipicu oleh Nikita Mirzani sejatinya. Dari sana gelombang dukungan dan ternyata banyak yang merasakan hal yang sama. Diperkokoh oleh laku Pangdam Jaya dan dikuti Kapolda Metro Jaya yang baru membuat makin kuatnya dukungan untuk menegakan hukum pada Rizieq Shihab.

Susah melihat sesederhana pagi tadi datang tanpa rombongan besar ke Mapolda Metro Jaya, sebagaimana selama ini terjadi. Tekanan publik dan kolaborasi Polisi-TNI membuatnya tidak lagi mudah bergerak dan beraksi.

Saatnya sekarang mengawal dengan baik jangan sampai harapaan besar ini berujung pada kompromi politis dan kemudian buyar lagi. Sudah terlalu sering penyelesaian hukum malah berujung pada kompromi politik yang tidak banyak membawa perubahan itu.

Kesempatan juga memberikan klarifikasi dan fakta bagi masyarakat, mana yang benar polisi atau FPI selama ini narasinya sangat bertolak belakang. Ini soal serius jangan dianggap main-main, karena profesionalitas kepolian dan juga reputasinya dipertaruhkan. Pun FPI waktunya memberikan bukti kalau mereka benar. Jika salah ya memang meja hijau yang meutuskan bukan hukum jalanan dan media sosial.

Perlu buka-bukaan bukan malah diam-diaman sebagaimana menyelesaikan kasus-kasus selama ini. Persidangan yang akan membantu negara ini menjadi lebih baik karena tidak penuh dengan prasangka dan duga kira-kira. Hukum adalah panglima, hakim ada penentunya, bukan opini dan narasi semata.**Susy Haryawan

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: