AdaNews – Bonus demografi yang dialami Indonesia pada tahun 2045, digadang-gadang mampu meningkatkan dan mensukseskan peran dari terciptanya 17 tujuan dan 169 target Sustainable Development Goals (SDGS). Salah satu diantaranya adalah pembangunan berkelanjutan guna mendorong perubahan-perubahan pada kesejahteran sosial, ekonomi serta lingkungan hidup.
Mengingat kondisi indonesia yang sedang dihadapkan pada situasi kian sulit akibat inflasi yang cukup dramatis, memberikan tantangan tersendiri bagi para pejuang hidup di usia produktif.
“Jangan Tua Sebelum Kaya” memang suatu prinsip sangat penting sebagai pembakar semangat generasi muda. Khususnya, Generasi Emas 2045 dalam menyongsong kemajuan dan pembangunan.
Konsep Jangan tua sebelum kaya ini memiliki tujuan agar generasi muda bersiap diri guna mematangkan kehidupan untuk meraih kemandirian hidup di usia tua nanti. Prinsip ini memiliki makna seimbang (balance). Keseimbangan kekayaan di dunia juga kekayaan untuk bekal menempuh kehidupan kekal di akhirat.
Generasi Emas harus punya mindset kaya, bekerja keras, berkembang, berkemauan bersama zaman yang semakin penuh tantangan. Tapi jangan lupa, harus juga memiliki keinginan kaya pahala, sebagai bekal kebahagiaan di kehidupan akhirat.
Dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Dr. Hasto Wardoyo, bonus demografi yang disebut sebagai Generasi Emas saat ini mengalami ancaman yang cukup serius akan terjadinya stunting. Generasi Stunting ini dapat lahir dengan banyaknya pernikahan usia muda, putus sekolah dan mempunyai banyak anak, juga menjadi sebab meningkatnya kematian seorang ibu.
Di sisi lain, bonus demografi yang terjadi ini dapat ditransformasikan sebagai bonus kesejahteraan yang dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan per kapita. Dengan syarat, anak-anak muda di Indonesia tidak kawin di usia muda dan tidak putus sekolah. Lantaran, akhirnya kondisi ini akan berperan penting menekan angka kematian ibu dan tingkat pengangguran. Dengan kata lain, akan tumbuh tingkat kemandirian di hari tua, punya tabungan asuransi dan sebagainnya.
Lepas dari ancaman stunting, problem lain juga antri menunggu. Misal, masalah kesehatan baik fisik maupun fsikis akibat beban kerja, hingga akhirnya depresi mengganggu kesehatan mental dan kegiatan sehari-hari di tengah masyarakat. Untuk itu, betapa penting setiap individu menyiapkan kematangan hidup sebagai pemenuhan kebutuhan dihari tua.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh Generasi Emas, perlu disadari pula bahwa akan adanya peluang yang semakin terbuka lebar di tahun 2045, terutama untuk para generasi produktif.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan dan peluang tersebut, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Karakter Generasi Muda
Penanaman karakter sosial dan peduli perlu ditanamkan, terlebih lagi talenta anak muda yaitu curiosity (rasa ingin tahu), etos kerja, integritas, tanggung jawab, jujur, bermoral dan gotong royong. Pendidikan karakter juga menjadi suatu tonggak penting yang perlu di tegakkan dan diajarkan sejak dini.
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Menurut IMD World Competitiveness, tingkat pendidikan di Indonesia adalah menengah ke bawah dengan posisi ke 40 dari 63 negara . Artinya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh warga tidak sesuai dengan lapangan kerja yang disediakan.
Melihat kenyataan tersebut, tentunya kita harus segera beranjak untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang akan diperlukan di kemudian hari, bersungguh sungguh dalam meniti ilmu dan mengenyam pendidikan.
Menindak akan kualitas pendidikan di Indonesia, Kemendikbud Ristek ikut berperan dengan membuat Roadmap Pendidikan Indonesia menjadi kebijakan Merdeka Belajar.
Kebijakan Merdeka belajar ini tentunya diharapkan mampu mentransformasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja demi terwujudnya Sumber Daya manusia (SDM) yang unggul.
3. Meningkatkan kualitas manusia Indonesia
Mengenai kualitas, bukan hanya sekedar kepandaian akademik yang menjadi hal utama untuk menyongsong generasi emas 2045. Paling penting adalah meningkatnya produkifias dan kreatif dalam menggembangkan diri, meningkakan pengetahuan, terampil dalam segala situasi, serta mampu memecahkan masalah, baik individu, sosial maupun industri.
Bila hal tersebut di atas terwujud, Goals kemajuan pembangunan dan tujuan SDGS yang sudah dicanangkan unuk kemajuan indonesia bukan lagi mimpi di siang bolong.
Dalam kesempatan ini, penulis coba berbagi tips guna mempersiapkan kematangan hidup sejak dini. Yaitu :
Roadmap
Membuat Roadmap jelas untuk diri. Artinya, anak muda sekarang harus menyiapkan langkah-langkah apa saja yang akan dijalankan, apa yang akan dicapai. Baik itu mulai dari pendidikan, hingga karir yang akan dicapai. Dengan memiliki Roadmap jelas, maka tujuan hidup akan semakin tertata dalam mencapai Goals.
Mencoba hal baru dan Pandai Mencari Peluang
Berani mencoba hal baru dan meningkatkan kualitas diri, tentunya dapat membawa kita pada kualitas yang lebih baik di setiap harinya. Dengan begitu, mendapatkan peluang akan terbuka lebar.
Investasi
Belajar untuk berinvestasi dalam bentuk apapun. Semuanya disiapkan untuk kesejahteraan di masa depan.
Mari kita renungkan, tahun 2045 bukan waktu yang lama. Jika tidak ada Roadmap untuk mencetak manusia unggul dan berkualitas dari sekarang, maka jangan heran bila 17 poin SDGS hanya jadi macan kertas di atas meja. Dengan kata lain, akan sirna begitu saja ditelan mimpi tanpa usaha yang maksimal.
Mari kita bergerak bersama mulai dari peningkatan kualitas diri kita masing-masing.
Penulis : Elang Salamina
Referensi :
Republika.co.id/BKKBN: Stunting Ancam Bonus Demografi Indonesia