
AdaNews.id – RATUSAN ribu bahkan mungkin jutaan manusia memadati Bandara Soeta dan sekitarnya, tadi pagi, Selasa (10/11/20). Mereka adalah para pengikut Muhamad Rizieq Shihab—Habib Rizieq, yang sengaja datang dari berbagai pelosok daerah untuk turut menjemput junjunannya tersebut.
Habib Rizieq sebagaimana diketahui lebih dari tiga tahun lamanya meninggalkan tanah air, dan menetap di Kerajaan Arab Saudi. Kepergiannya tersebut bukan lantaran urusan kerja, bisnis dan lain sebagainya. Namun, diduga kuat untuk menghindari kasus hukum yang menjeratnya.
Seperti pernah ramai diberitakan beragam media mainstream tanah air, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu jadi pusat perhatian publik, sebab schreensot percakapan atau chat mesumnya dengan FZ tersebar luas. Perisitiwa ini terjadi kira-kira awal tahun 2017 lalu.
Entah dari mana ikhwal penyebaran percakapan berbau fornografi dimaksud, yang pasti kasus itu langsung ditangani aparat kepolisian. habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka, setelah beberapa kali dipanggil tidak pernah hadir.
Ketidak hadiran Habib Rizieq memenuhi panggilan polisi dalihnya adalah sedang melaksanakan ibadah umrah. Namun, sejak itu dia tak pernah kembali ke tanah air.
Selama menetap di Arab Saudi, Habib Rizieq sempat diiisukan beberapa kali bakal kembali ke tanah air. Akan tetapi, hasilnya selalu nihil. Sampai akhirnya, kepulangannya baru terwujud hari ini, Selasa (10/11/20).
Kepulangan Habib Rizieq sudah barang tentu merupakan berita sangat menggembirakan bagi seluruh pengikutnya, terutama barisan yang tergabung dalam FPI. Soalnya, tanpa kehadiran pria kelahiran Petamburan, Jakarta, 24 Agustus 1965 itu, FPI bagai ‘anak ayam kehilangan induk’. Pergerakan FPI seperti tak leluasa dan hidup di bawah bayang-bayang Persaudaran Alumni (PA) 212.
Sesampainya di tanah air, ada sejumlah tanya yang mungkin akan tertanam dalam benak sebagian pihak masyarakat tanah air. Bagaimana dengan kelanjutan kasus yang tengah menjeratnya? Apakah akan dibiarkan berlalu atau kembali di proses? Tentu akan sangat menarik kita tunggu.
Jika boleh jujur, kasus chat mesum Habib Rizieq konon kabarnya telah di- SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) oleh pihak kepolisian. Dengan begitu, kasus itu dianggap telah selesai. Namun demikian, tetap saja masyarakat masih penasaran.
Pertanyaannya sekarang, apakah pemerintah memiliki keberanian untuk membuka kembali kasus tersebut atau tidak?
Pengamat Hukum Universitas Indonesia (UI), Chudry Sitompul, mengatakan, aparat kepolisian bisa saja membuka kembali kasus Habib Rizieq meski sudah di SP3, asal ditemukan bukti-bukti baru. Bila Habib Rizieq tidak terima, yang bersangkutan bisa mengajukan praperadilan.
Chat mesum bukan satu-satunya kasus yang menjerat Habib Rizieq. Sebelumnya, dia juga pernah terlibat kasus-kasus yang belum tuntas diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.
Beberapa kasus Habib Rizieq tersebut seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.com adalah sbb :
Pada tahun 2016, Habib Rizieq dilaporakan Forum Mahasiswa Pemuda Lintas Agama, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Student Peace Institute ke Polda Metro Jaya. Hal itu terkait ceramahnya di Pondok Kelapa yang mengatakan jika Tuhan beranak.
Pada tahun yang sama, Habib Rizieq juga dilaporkan Sukmawati gara-gara mengatakan “Pancasila Soekarno Ketuhanan ada di pantat, sedangkan Pancasila Piagam Jakarta ketuhanan ada di kepala”.
Setahun kemudian, Habib Rizieq kembali dilaporkan atas dugaan penyebaran ujaran kebencian yang menyinggung suku, agam ras, antarkelompok (SAR) melalui media sosial oleh sejumlah warga.
Nah, tentu saja kasus-kasus tersebut di atas harus jelas juntrungannya. Apakah akan dilanjut atau tidak.
Penanganan kasus Habib Rizieq ini biarlah menjadi kewenangan penegak hukum. Namun begitu, memang sebaiknya kasus-kasus tersebut harus diselesaikan (diproses), supaya publik tidak lagi dihantui rasa penasaran.
PKS Punya Amunisi Baru
Kembalinya Habib Rizieq ke tanah air, bukan hanya menjadi anugerah bagi massa FPI dan kelompoknya. Menurut hemat saya juga diam-diam disambut gembira oleh partai oposisi pemerintah. Khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Seperti diketahui, partai oposisi yang mendapat kursi di parlemen ada tiga. PAN, PKS dan Demokrat.
Namun demikian, PAN sejak di Amien Rais didepak sepertinya mulai “main mata” dengan pemerintah. Kemudian Partai Demokrat meski oposisi namun ideologi partainya bukanlah agamis.
Berarti dalam hal ini hanya PKS lah yang kemungkinan besar akan merasa diuntungkan dengan hadirnya Habib Rizieq di tanah air.
Bagi partai bulan sabit, kepulangan Habib Rizieq bisa jadi semacam tambahan kekuatan baru atas sikap oposisinya terhadap pemerintah. Terlebih ideologi PKS juga lebih cenderung ke agama.
Maka, sepertinya kolaborasi oposisi indoor dan outdoor antara PKS dan Habib Rizieq beserta pengikutnya akan menjadi kawan satu haluan demi mewujudkan cita-citanya masing-masing.
Salam