
AdaNews.id- “Sebuah sajak yang menjadi adalah sebuah dunia. Dunia yang dijadikan, diciptakan kembali oleh si penyair” (Khairil Anwar)
“Membaca puisi adalah menangkap kilatan-kilatan dan perasaan yang diungkapkan penyair. Seorang pembaca akan segera tergetar perasaannya dan merinding bulu kuduknya jika kilatan-kilatan pikiran dan perasaan yang ditembakkan sang penyair mengenai sasarannya, yakni pikiran dan perasaan pembaca yang terdalam” (Acep Zamzam Noor)
Berdasarkan kutipan di atas ditegaskan bahwa sebuah sajak/ puisi akan bisa mengubah dunia bahkan menciptakan dunia baru, jika si penyair dapat menyampaikan apa yang menghiasi isi kepalanya dengan tepat dan mengenai perasaan si penikmat puisi. Disadari atau tidak si penikmat akan ikut terlena dengan apa yang ditulis si penyair, sehingga tercipta komunikasi interaktif antara keduanya.
Ditegaskan kembali oleh Acep Zamzam Noor bahwa membaca puisi adalah menangkap kilatan-kilatan pikiran dan perasaan yang diungkapkan penyair. Artinya disadari atau tidak ada semacam daya pacu pembaca untuk bergegas menemukan makna yang ada pada puisi yang dibaca.Memungut makna yang tersirat dalam tiap diksi, baris dan bait. Lalu menafsirkan daya ungkap yang ditulis penyairnya.
Penikmat puisi bisa diibaratkan penyelam. Ketika bersentuhan dengan air maka ia akan bergerak dan berusaha menyelam hingga ke dasar. Jiwa petualangnya akan membawa menemukan jawaban atas rahasia di dalamnya. Menyusuri secermat mungkin setiap sudut, membiarkan rasa ingin tahunya liar untuk menghilangkan rasa kepenasaran. Demikian halnya, seorang penikmat puisi ketika sedang menikmati puisi, ia akan melakukan berbagai cara untuk melenyapkan rasa kepenasaran dengan berpikir bebas dan berapresiasi sesuai penafsirannya.
Begitu pun dengan si penulis puisi/penyair, ia akan berusaha menyampaikan imajinasinya secara mendalam, akan berusaha menyampaikan rasa dengan diksi yang tepat. Dalam hal ini jelas sudah bahwa puisi itu bukan semata hasil kreativitas, tetapi lebih pada kejujuran ungkapan perasaan yang dirasakan penulis puisi/penyair.
Sebagai seorang penulis puisi pemula, saya tak henti-hentinya berusaha untuk bisa menciptakan kilatan-kilatan pikiran dan perasaan hingga dapat menyentuh rasa terdalam si penikmat puisi. Saya merasa bangga jika puisi yang saya tulis mampu menghadirkan imajinasi liar bagi para penikmat puisi, sehingga terciptalah apresiasi yang mengagumkan sesuai penafsirannya.
Pada kesempatan ini, saya mencoba menampilkan beberapa puisi dengan tema yang berbeda. Semoga dapat mengundang imajinasi liar bagi penikmat puisi.
LERENG TAMPOMAS
Ada titipan salam dari lereng Tampomas
Dia bilang…
Berikan kecupanku pada Lereng Tampomas
Sudah lama kami tak saling mengerti
Mengapa lautan pasir tega memisahkan kami
Ada pelukan sayang dari Lereng Tampomas
Dia katakan…
Sampaikan cintaku pada gumpalan batu alam
Sudah lama kami tak saling menyapa
Bercanda tentang indahnya rimba
Padahal cintaku terasa semakin tua
Ada tanda cinta dari Lereng Tampomas
Dia berbisik lirih…
Berikan jiwaku untuk hijaunya rimba
Biarkan kami kenang pudarnya janji
Saat jejak penguasa kian memudar
Serupa kisah usang tak tersentuh
Sumedang, Maret 2019
KENANGAN
Suatu senja
Pada suatu laman
Bersama sesuatu yang disebut kenangan
Aku meniup ujung rambutmu yang harum
Angin pun melakukan hal yang sama
Sekuat tenaga aku bertahan
Kalau tidak…
Angin akan mengambilmu dariku
Sesaat kau tersenyum
Semanis madu
Membuatku salah tingkah
Kau menggenggam ujung jemariku
Yang menghitam terbakar senja
Merasakan debar jantung nyaris sampai di sana
“Dengarkan pasir berbisik, mereka sedang mengumpulkan gelombang” katamu
Berdesir darahku…
Memerah ujung telingaku..
Kuikat hatimu agar tak terjatuh, dan kupeluk ranum tubuhmu
Namun…
Gelombang yang garang sesaat ciptakan kenangan
Sumedang, Desember 2019
Kau
Kau memintaku menuliskan puisi tentang apa saja
Padahal aku sedang menghindari metafora
Aku lebih suka berburu senja
Dari raut wajahnyalah aku bisa memahat bait-bait tentang cahaya
Kau ingin aku merangkai sajak dari remah-remah yang jatuh
Padahal aku sedang tidak ingin bermimpi
Aku lebih menyukai berbincang dengan senja
Menanyakan tentang majas sunyi,
Yang dibawa oleh matahari
Sumedang, Januari 2021
Secangkir Kopi Senja
Pernah kau bisikkan kata cinta kepadaku
Di suatu senja yang tidak lagi ramah
Gerimis pun iba pada air mata
Kau goreskan syair luka pada secangkir kopi
Kau hempaskan pada senja hingga pecah berkeping
Sungguh…
Aku jatuh cinta pada caramu menerjemahkan luka
Kau biarkan senja terjatuh pada secangkir kopi yang mulai membeku
Dan…
Kau tertunduk lesu karena malam telah mencuri senjamu
Sumedang, Maret 202
Buku Puisimu
Entahlah ini senja yang keberapa
Kubuka kembali buku puisimu
Kucoba pahami baris aksara yang tertulis
Selalu ada rindu di setiap baitnya
Aroma sayang kuhirup dari setiap sudut tintanya
Membuai penuh rasa cinta pemiliknya
Setiap membaca buku puisimu
Kutandai lembarannya dengan aneka bunga
Di halaman bernuansa cinta
Kuselipkan bunga mawar merah
Berharap tak sia-sia
Sampai takdir memilihku
Sumedang, Juni 2021
Bionarasi

Ai Neni Suhaeni, saat ini mengajar di SMPN 3 Cimalaka mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain mengajar sebagai tugas utama juga sebagai seorang penyuka, penikmat, penggila sastra. Mulai menulis puisi, cerpen sejak dari bangku sekolah, karyanya sering dimuat di majalah remaja yang terbit pada masanya. Karya-karyanya yang telah dibukukan, Bermula Kata Berbatas Puisi ( 2017), Senja di Jatigede (2019), Nabastala (2020), Aku dan Sumedang (2020), The Best Poetry of KPSI 3 (2021), Dari Impian Denyang sampai Affogato (2021)
Semangat terus…Bu Ai Neni..💪💪.,untuk selalu berkarya inovasi menghasilkan karya tulis yang sangat bermanfaat untuk peserta didik serta teman sejawat.,
Kumpulan puisi ini mencerminkan kegundahan si penulis akan dirinya dlm kisah asmara dan kisah hidupnya. Sebuah pemaparan yg elok utk sebuah ritme denyut nadi kehidupan penulis dan menjadi cermin bagi pembacanya. Kereen👍👍👍
Good job
Semangat nyata..
Saya orang yang tidak memiliki kemampuan menulis puisi. Maka saya selalu mengapresiasi luar biasa untuk para penulisnya. Pemilihan diksi yang tidak pernah terjangkau oleh imajinasi saya.
Hebat terus berkarya buat Bu Ai Neni .
Baguus…trus berkarya teh, tebarkan ilmu kreativitas ke anak didik mu..semangaaat teruuus teh….
Keren abis
Assalamualaikum WW puisi dibutuhkan konsentrasi jiwa, yg meLukiskan keadaan jiwa, jika tdk di baca dgn jiwa yg paham akan tau isi dan kandungan
Selamat rangkain puisi yg meLukiskan harapan, keadaan jiwa
Mantap bu guru