AdaNews.id-Tamat, mungkin ini kata yang cukup tepat menggambarkan sosok pentolan ormas Front Pembela Islam (FPI), Muhamad Rizieq Shihab. Setelah menjalani proses pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya hampir 12 jam lamanya, yang bersangkutan langsung dijebloskan ke penjara untuk 20 hari kedepan, sambil menunggu proses pemeriksaan lanjutan.
Seperti diketahui, sebelumnya pria yang disebut-sebut Imam Besar FPI tersebut ditetapkan sebagai tersangka kasus kerumuman massa pada acara akad nikah putrinya November lalu. Rizieq Shihab dijerat pasal 160 KUHP tentang penghasutan dan 216 KUHP tentang upaya melawan petugas.
Penahanan terhadap Rizieq Shihab boleh jadi telah bisa diprediksi sejak awal. Namun, saat dirinya benar-benar telah dikenakan baju tahanan dan kedua tangannya diborgol, tak urung cukup mengejutkan banyak pihak. Bagaimana bisa seseorang yang sebelumnya begitu gahar, jemawa dan seolah tak tersentuh hukum mendadak jadi pesakitan.
Ya, sepak terjang Rizieq Shihab selama ini terkenal dengan sikap kerasnya terhadap pemerintah. Dalam jejak digitalnya kerap kali yang bersangkutan melontarkan narasi-narasi provokatif dan ujaran-ujaran kebencian. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, pria kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1965 ini mengaku tidak takut dan tidak akan pernah mundur melawan pemerintah.
Narasi-narasinya itu menyiratkan Rizieq Shihab sebagai sosok yang jemawa dan berani menghadapi rintangan apapun. Kata-kata takbir dalam setiap ceramahnya benar-benar mampu membakar semangat para pendukungnya untuk melawan siapa saja yang berani menghalangi setiap langkah dan gerakan yang mereka lakukan.
Tak sedikit pihak menduga, bila Rizieq Shihab harus berurusan dengan hukum, akan sangat mengancam kondusifitas keamanan nasional. Pasalnya, para pendukung pentolan FPI yang jumlahnya cukup banyak ini tidak akan tinggal diam. Mereka akan melakukan bentuk perlawanan. Bahkan, tak segan menggeruduk kantor Polda Metro.
Namun apa lacur, ketika Polda Metro meningkatkan status Rizieq Shihab sebagai tersangka, dan kemudian akan dilakukan penangkapan, sejauh ini kekhawatiran itu tidak terjadi. Patut disyukuri, tetapi tetap saja janggal. Karena perubahan yang terjadi pada Rizieq benar-benar mencapai titik 360 derajat.
Rizieq Shihab tampak langsung melempem bak kerupuk disiram air panas. Hal itu bisa terlihat dari video pernyataannya yang akan datang ke Polda Metro Jaya.
Dalam video yang diunggah Front TV itu, sama sekali tidak terlihat gambaran sosok Rizieq yang biasanya berkobar-kobar menunjukan kegarangan, kekuasaan dan kejemawaannya. Dalam video tersebut yang bersangkutan tiba-tiba tampil dengan kelembutan yang tidak biasa. Istilahnya, Rizieq benar-benar menjelma layaknya seorang Imam Besar. Tutur katanya lembut, bijaksana dan siap bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya.
Padahal pengalaman dan jejak digital membuktikan hampir tidak pernah Rizieq Shihab menyampaikan pernyataan selembut dan semelempem itu. Bahkan, saat dirinya masih di Arab Saudi pun dia selalu berapi-api menyampaikan ceramah dan seruan-seruannya.
Bukti teranyar saat acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhamad pun, Rizieq Shihab masih tampak sangat garang, berkobar-kobar. Dengan suara seraknya malahan menantang pemerintah, seolah dialah penguasanya.
Sangat mengherankan, kalau tiba-tiba saja Rizieq muncul dengan wajah sendu dan pernyataannya melempem. Kenapa dia bisa berubah sedrastis itu? Tentu menarik untuk kita ulik.
Dalam hipotesis sederhana penulis, alasan paling masuk akal adalah karena adanya rencana penangkapan dan terjadinya peristiwa penembakan terhadap enam orang laskar FPI hingga tewas. Boleh jadi, Rizieq Shihab takut berhadapan dengan ketegasan kepolisian yang tidak pernah dia sangka sebelumnya.
Adapun alasan tidak adanya dukungan massa saat Rizieq mendatangi Polda Metro Jaya, penulis menduga karena sudah tidak ada lagi dukungan, baik dari bohir maupun logistik. Dengan demikian memaksa Rizieq hanya datang didampingi kuasa hukumnya saja. Ancaman geruduk Polda Metro Jaya yang sebelumnya sudah menggema di beberapa daerah jadi terhambat karena memang tidak adanya dukungan logistik.
Dengan tidak adanya dukungan bohir berupa jaminan keamanan dan keselamatan memaksa Rizieq Shihab menghadapi kasusnya sendiri. Coba tengok saat bohir masih setia mendukung, Imam Besar FPI itu bisa kabur ke Arab dengan santuy tanpa ada dugaan melarikan diri.
Hal serupa juga terjadi saat kembali ke tanah air. Rizieq pulang dengan santuy menjadi salah satu bukti bahwa dia dijamin keamanan dan keselamatannya oleh para bohir. Siapa mereka? entahlah.
Apakah dalam proses pemeriksaan nanti, Rizieq Shihab akan membuka kedok bohir? Rasanya mustahil. Bagaimanapun, Rizieq bukanlah manusia gampang membuka rahasia. Dia tidak akan mungkin mengakui dibohiri karena konsekuensinya akan sangat membahayakan dirinya sendiri dibanding harus berurusan dengan kasus hukum.
Nah, bila hipotesis penulis ini benar, maka bisa disimpulkan bahwa sebenarnya kegarangan, kejemawaan Rizieq Shihab selama ini hanya kamuflase. Padahal, boleh jadi dia tidak setangguh dan seberani seperti yang kerap kita lihat sejauh ini.
Buktinya, mulai dari adanya surat panggilan hingga akhirnya berujung penahanan, Rizieq Shihab tak ubahnya warga negara biasa yang sama sekali tak kebal hukum. Bahkan, segala atribut yang melekat pada dirinya selama ini langsung sirna begitu saja.
Tinggal bagaimana pihak kepolisian menguak misteri atau kejanggalan ini. Mampukah mereka mengorek siapa bohir dibalik kegaharan dan kejemawaan Rizieq Shihab selama ini atau hanya cukup dengan Rizieq saja yang menjadi target? **Elang Salamina