0
0
Adanews – Guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 serta meningkatkan kekebalan tubuh (imun) masyarakat, pemerintah mencanangkan program vaksinasi Sinovac. Belakangan program ini secara bertahap mulai menyisir masyarakat hingga ke pelosok, dengan memanfaatkan tenaga medis dari Pusksemas kecamatan masing-masing.
Namun, karena keterbatasan alat dan tenaga ahli kesehatan, tidak semua warga bisa ditangani pihak Puskesmas. Karena itu, bagi warga yang rentan infeksi harus lebih dulu dilakukan pemeriksaan seksama oleh dokter-dokter spesialis. Setelah yakin aman dan tidak berdampak fatal, vaksinasi baru bisa dilakukan. Demikian, dikatakan Humas RSUD, Rudianto, Amk., S.km, Rabu (29/9/21).
Menurut Rudi, pada tahap pertama pihak RSUD baru memberikan vaksin terhadap pihak-pihak yang mengidap penyakit Haemodialisa, Talasenia, Orang dengan HIV Aids (ODHA) dan Hemopolia. Semuanya berjumlah 234 orang. Dengan Rincian sebagai berikut :
1. Haemodialisa sebanyak 65 orang. Dari jumlah itu, 60 jiwa diantaranya telah divaksin.
2. Talasenia sebanyak 45 orang. Seluruhnya telah divaksin
3. Orang dengan hIV aids (ODHA) sebanyak 120 orang. Pengidap penyakit ini juga telah 100 % mendapatkan vaksinasi.
4. Dari 4 orang pengidap Hemopolia hanya satu orang yang belum divaksin.
Melihat data tersebut, program vaksinasi khusus untuk warga masyarakat rentan infeksi bisa dikatakan sukses dan berjalan lancar. Sebab, persentasinya menyentuh angka 95 % lebih dalam kurun waktu tiga hari. Yakni, pada tanggal 27 hingga 29 September 2021.
Dalam kesempatan itu, Rudi juga mengatakan, program vaksinasi khusus bagi warga rentan infeksi masih akan berlanjut. Rencananya, akan segera menyusul bagi masyarakat yang mengidap penyakit jantung, paru-paru kronis dan lansia.
“Saya berharap, program ini juga akan berjalan lancar seperti se belumnya,” pungkasnya. (Elang)
